Namun, pengaruh Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) dalam pembentukan budaya mempunyai dampak positf dan negatif. dampak positif pada pembentukan kebudayaan salah satunya adalah semakin berkembangnya daya pikir individu dalam suatu bidang, baik itu dalam bidang ekonomi, politik, pendidikan, dan lain sebagainya. selain itu, kemampuan individu dalam mencari informasi atau mengumpulkan data untuk bahan diskusi dapat mereka dapatkan dengan cepat dan akurat melalui media yang berbasis teknologi. dari kedua hal di atas, pengaruh dalam pembentukan kebudayaan akan dengan sendirinya muncul di dalam lingkungan masyarakat sebagai masyarakat modern.
Adapun dampak negatifnya seperti penyalahgunaan media teknologi sebagai sarana pencarian hal-hal yang tidak ada hubungannya dengan ilmu pengetahuan. hal itu dapat membentuk kebudayaan yang rendah akan moral dan sumber daya manusia yang bobrok tak berkualitas sedikitpun.
Dari dampak di atas, dapat di simpulkan bahwa pengaruh IPTEK pada pembentukan kebudayaan tergantung dari kemampuan individu dalam menilai dampak yang di timbulkan pada dirinya sendiri maupun dalam masyarakat. Jika seseorang dapat mempelajari ilmu pengetahuan dan teknologi dengan sebaik-baiknya, maka kebudayaan yang terbentuk juga akan menjadi kebudayaan yang maju dan berdasarkan aturan dan moral yang ada.
     
 Keragaman  budaya atau “cultural diversity” adalah keniscayaan yang ada
 di bumi  Indonesia. Keragaman budaya di Indonesia adalah sesuatu yang 
tidak dapat  dipungkiri keberadaannya. Dalam konteks pemahaman 
masyarakat majemuk,  selain kebudayaan kelompok sukubangsa, masyarakat 
Indonesia juga terdiri  dari berbagai kebudayaan daerah bersifat 
kewilayahan yang merupakan  pertemuan dari berbagai kebudayaan kelompok 
sukubangsa yang ada didaerah  tersebut. Dengan jumlah penduduk 200 juta 
orang dimana mereka tinggal  tersebar dipulau- pulau di Indonesia. 
Mereka juga mendiami dalam wilayah  dengan kondisi geografis yang 
bervariasi. Mulai dari pegunungan, tepian  hutan, pesisir, dataran 
rendah, pedesaan, hingga perkotaan. Hal ini  juga berkaitan dengan 
tingkat peradaban kelompok-kelompok sukubangsa dan  masyarakat di 
Indonesia yang berbeda. Pertemuan-pertemuan dengan  kebudayaan luar juga
 mempengaruhi proses asimilasi kebudayaan yang ada  di Indonesia 
sehingga menambah ragamnya jenis kebudayaan yang ada di  Indonesia. 
Kemudian juga berkembang dan meluasnya agama-agama besar di  Indonesia 
turut mendukung perkembangan kebudayaan Indonesia sehingga  memcerminkan
 kebudayaan agama tertentu. Bisa dikatakan bahwa Indonesia  adalah salah
 satu negara dengan tingkat keaneragaman budaya atau tingkat  
heterogenitasnya yang tinggi. Tidak saja keanekaragaman budaya kelompok 
 sukubangsa namun juga keanekaragaman budaya dalam konteks peradaban,  
tradsional hingga ke modern, dan kewilayahan. 
         
  Dengan keanekaragaman kebudayaannya Indonesia dapat dikatakan 
mempunyai  keunggulan dibandingkan dengan negara lainnya. Indonesia 
mempunyai  potret kebudayaan yang lengkap dan bervariasi. Dan tak kalah 
pentingnya,  secara sosial budaya dan politik masyarakat Indonesia 
mempunyai jalinan  sejarah dinamika interaksi antar kebudayaan yang 
dirangkai sejak dulu.  Interaksi antar kebudayaan dijalin tidak hanya 
meliputi antar kelompok  sukubangsa yang berbeda, namun juga meliputi 
antar peradaban yang ada di  dunia. Labuhnya kapal-kapal Portugis di 
Banten pada abad pertengahan  misalnya telah membuka diri Indonesia pada
 lingkup pergaulan dunia  internasional pada saat itu. Hubungan antar 
pedagang gujarat dan pesisir  jawa juga memberikan arti yang penting 
dalam membangun interaksi antar  peradaban yang ada di Indonesia. 
Singgungan-singgungan peradaban ini  pada dasarnya telah membangun daya 
elasitas bangsa Indonesia dalam  berinteraksi dengan perbedaan. Disisi 
yang lain bangsa Indonesia juga  mampu menelisik dan mengembangkan 
budaya lokal ditengah-tengah  singgungan antar peradaban itu.
             
  Sejarah membuktikan bahwa kebudayaan di Indonesia mampu hidup secara  
berdampingan, saling mengisi, dan ataupun berjalan secara paralel.  
Misalnya kebudayaan kraton atau kerajaan yang berdiri sejalan secara  
paralel dengan kebudayaan berburu meramu kelompok masyarakat tertentu.  
Dalam konteks kekinian dapat kita temui bagaimana kebudayaan masyarakat 
 urban dapat berjalan paralel dengan kebudayaan rural atau pedesaan,  
bahkan dengan kebudayaan berburu meramu yang hidup jauh terpencil.  
Hubungan-hubungan antar kebudayaan tersebut dapat berjalan terjalin  
dalam bingkai ”Bhinneka Tunggal Ika” , dimana bisa kita maknai bahwa  
konteks keanekaragamannya bukan hanya mengacu kepada keanekaragaman  
kelompok sukubangsa semata namun kepada konteks kebudayaan.
               Didasari
  pula bahwa dengan jumlah kelompok sukubangsa kurang lebih 700’an  
sukubangsa di seluruh nusantara, dengan berbagai tipe kelompok  
masyarakat yang beragam, serta keragaman agamanya, masyarakat Indonesia 
 adalah masyarakat majemuk yang sesungguhnya rapuh. Rapuh dalam artian  
dengan keragaman perbedaan yang dimilikinya maka potensi konflik yang  
dipunyainya juga akan semakin tajam. Perbedaan-perbedaan yang ada dalam 
 masyarakat akan menjadi pendorong untuk memperkuat isu konflik yang  
muncul di tengah-tengah masyarakat dimana sebenarnya konflik itu muncul 
 dari isu-isu lain yang tidak berkenaan dengan keragaman kebudayaan.  
Seperti kasus-kasus konflik yang muncul di Indonesia dimana dinyatakan  
sebagai kasus konflik agama dan sukubangsa. Padahal kenyataannya  
konflik-konflik tersebut didominsi oleh isu-isu lain yang lebih bersifat
  politik dan ekonomi. Memang tidak ada penyebab yang tunggal dalam 
kasus  konflik yang ada di Indonesia. Namun beberapa kasus konflik yang 
ada di  Indonesia mulai memunculkan pertanyaan tentang keanekaragaman 
yang kita  miliki dan bagaimana seharusnya mengelolanya dengan benar.
Pendekatan lintas budaya melalui pengajaran bahasa asing itu merupakan cara pemahaman budaya sebagai suatu keseluruhan hasil respons kelompok manusia terhadap lingkungan dalam rangka memenuhi kubutuhan dan pencapaian tujuan setelah melalui rintangan proses interaksi. Ada hal-hal pokok yang perlu diperhatikan yaitu kebutuhan dan tujuan mempelajari budaya, lingkungan target budaya, dan integrasi sosial yang diinginkan. Dengan demikian, kecurigaan-kecurigaan dalam berinteraksi akan dapat dihilangkan
Pendekatan lintas budaya melalui pengajaran bahasa asing itu merupakan cara pemahaman budaya sebagai suatu keseluruhan hasil respons kelompok manusia terhadap lingkungan dalam rangka memenuhi kubutuhan dan pencapaian tujuan setelah melalui rintangan proses interaksi. Ada hal-hal pokok yang perlu diperhatikan yaitu kebutuhan dan tujuan mempelajari budaya, lingkungan target budaya, dan integrasi sosial yang diinginkan. Dengan demikian, kecurigaan-kecurigaan dalam berinteraksi akan dapat dihilangkan
Teknologi informasi
  adalah bidang yang bersentuhan erat dengan kehidupan manusia  
sehari-hari. Oleh karena itu penerapannya dalam rangka penyelesaian  
masalah (problem solving) sering kali bersifat komprehensif, melibatkan 
 berbagai aspek teknologis. Bahkan dalam dunia nyata, penerapan 
teknologi  informasi sering kali bersentuhan dengan aspek-aspek 
non-teknologi,  seperti sosial, psikologis, atau organisasional. Situasi
 ini  mensyaratkan para profesional teknologi informasi untuk memiliki  
pengetahuan yang solid dan wawasan yang komprehensif. Kemampuan ini  
hanya dapat diperoleh melalui pendidikan yang memberikan pengetahuan  
tentang fondasi konseptual yang kuat dan sekaligus kemampuan untuk  
berpikir secara integral.
Perkembangan
  Teknologi Informasi sampai dengan saat ini berkembang dengan pesat  
seiring dengan penemuan dan pengembangan Ilmu Pengetahuan dalam bidang  
Informasi dan Komunikasi sehingga mampu menciptakan alat-alat yang  
mendukung perkembangan Teknologi Informasi, mulai dari sistem komunikasi
  sampai dengan alat komunikasi yang searah maupun dua arah 
(interaktif).
 
Perkembangan
  teknologi informasi yang begitu pesat memang memberikan kesempatan 
bagi  semua orang untuk mengakses secara real-time informasi terkini 
yang  terjadi di belahan dunia manapun dan tidak ada batasan sama sekali
  (borderless).
Namun demikian, di sisi yang lain ternyata perkembangan IT dapat berbahaya karena dikhawatirkan dengan begitu kencangnya aliran informasi tersebut dapat menyebabkan jati diri dan budaya bangsa ikut luluh lantak terbawa arus.
Namun demikian, di sisi yang lain ternyata perkembangan IT dapat berbahaya karena dikhawatirkan dengan begitu kencangnya aliran informasi tersebut dapat menyebabkan jati diri dan budaya bangsa ikut luluh lantak terbawa arus.
Pada
  hakikatnya teknologi diciptakan, sejak dulu hingga sekarang ditujukan 
 untuk membantu dan memberikan kemudahan dalam berbagai aspek kehidupan,
  baik pada saat manusia bekerja, berkomunikasi, bahkan untuk mengatasi 
 berbagai persoalan pelik yang timbul di masyarakat. TIK tidak hanya  
membantu dan mempermudah manusia tetapi juga menawarkan cara-cara baru  
di dalam melakukan aktivitas-aktivitas tersebut sehingga dapat  
mempengaruhi budaya masyarakat yang sudah tertanam sebelumnya.
Budaya
  atau kebudayaan adalah kerangka acuan perilaku bagi masyarakat  
pendukungnya yang berupa nilai-nilai (kebenaran, keindahan, keadilan,  
kemanusiaan, kebijaksanaan, dll ) yang berpengaruh sebagai kerangka  
untuk membentuk pandangan hidup manusia yang relatif menetap dan dapat  
dilihat dari pilihan warga budaya itu untuk menentukan sikapnya terhadap
  berbagai gejala dan peristiwa kehidupan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar